Senin, 25 Januari 2010

Dia Pengemis atau Da'i ?

Ada-ada saja cara yang dilakukan orang untuk bertahan hidup di dunia ini. Ada orang yang mencari nafkah untuk biaya hidupnya sehari-hari dengan cara mengemis didalam bis. Tapi pengemis yang satu ini menurut saya unik dan berbeda dari kebanyakan pengemis-pengemis lain. Apa yang membuatnya beda ?

Ceritanya begini. Pada suatu sore saat saya naik bis dari terminal kota Trenggalek menuju ke rumah seperti biasa saat pulang sekolah, di bis itu tiba-tiba masuk seorang pengemis. Dilihat dari wajahnya, pengemis itu berusia sekitar 30 tahun. Dengan berpakaian compang-camping dan agak kotor seperti kebanyakan pengemis dalam bis, serta dengan tubuh yang sedikit pincang, kemudian dia mulai berbicara.

"Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh !",pengemis itu mulai berbicara. "Bapak Ibu sekalian yang saya hormati, didunia ini ada orang seperti Anda karena ada orang yang seperti saya. Ada orang yang miskin seperti saya karena ada orang yang kaya seperti Anda. Olehkarena itu saya meminta bantuan seikhlasnya kepada Bapak Ibu yang terhormat untuk membantu saudara Anda yang kebetulan diberi harta yang serba kecukupan seperti saya ini", kira-kira seperti itu kalimat pembuka yang diucapkan si pengemis tadi.

Setelah itu si pengemis terus berbicara kepada penumpang bis seolah-olah dia mendalili para penumpang bis itu. Dia terus membaca kalimat-kalimat dzikir termasuk tasbih, tahmid, dan tahlil dalam aksi mengemisnya. Dia juga mengucapkan do'a kepada Allah seakan-akan seperti do'anya orang yang teraniaya.

Saya heran menyaksikannya. Kok ada ya pengemis yang seperti itu... Dan dalam hati saya berkata, orang itu tidak pantas jadi pengemis, lebih pantas ia jadi da'i. Dia bisa berkata bijak layaknya seorang da'i beneran. Dia juga terus berdzikir dengan membaca kalimat-kalimat toybah.

"Lebih baik orang ini jadi da'i saja", gumam saya dalam hati.
Kalau orang ini benar-benar tahu akan takdir Allah dan agama Allah, lalu kenapa ia mau mengemis ya... Apa dia sudah lupa bahwa takdir itu dapat dirubah asalkan dia mau berusaha merubahnya. Mungkin orang ini sudah berputus asa kepada nasibnya, sehingga ia tidak mau berusaha lagi.

Saya berharap suatu saat orang tadi akan sadar dan ia mau berusaha merubah nasibnya. Asalkan ia terus berusaha dan bekerja keras, bukan tidak mungkin si pengemis tadi bisa mendapatkan nasib yang lebih baik dari yang dialaminya saat itu. Dan siapa tahu si pengemis tadi kelak akan menjadi da'i yang sesungguhnya karena ia berbakat menjadi da'i :).

Semoga saja !!

1 komentar: